Sabtu, 26 April 2014

Team Work

TEAM WORK

Kelompok Kerja VS Tim Kerja



Kelompok kerja adalah sebuah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat keputusan untuk membantu setiap anggota kelompok, dilakukan dalam wilayah tanggung jawabnya.
Sedangkan tim kerja adalah sebuah kelompok dimana upaya individu dalam menghasilkan kinerja (output) yang lebih besar daripada jumlah input individu.

Berikut adalah 4 tipe tim



Problem-solving team
Suatu tim yang terdiri dari 5 sampai 12 karyawan dari departemen yang sama dan bertemu selama beberapa jam setiap minggu untuk membahas cara-cara meningkatkan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Jika suatu masalah sudah dapat dipecahkan maka ti mini akan bubar. Karakteristik dari tim ini adalah bekerja secara mandiri dan tingkat indiviualismenya tinggi.



Self-Managed Work Team
Tim kerja yang terdiri dari 10 sampai 15 orang yang mengambil tanggung jawab dari mantan atasannya. Karateristik tim ini adalah bekerja secara mandiri, kerja kelompok yang tinggi, tidak adanya kontrol dari pemimpin, pembagian peran dalam bekerja jelas.




Cross-Fungsional Team
Karyawan dari tingkat hirarki yang sama, tetapi dari wilayah kerja yang berbeda, yang datang bersama-sama untuk menyelesaikan tugas. Karakteristik dari tim ini adalah bekerja secara mandiri, fleksible, kerja kelompok yang tinggi.



Virtual Team
Tim yang menggunakan teknologi komputer untuk mengikat semua anggota yang tersebar secara fisik dalam rangka mencapai tujuan bersama. Karakteristik dari tim ini adalah setiap anggota bekerja sama tapi tidak saling bertemu, bersifat mandiri, tingkat individualism tinggi, dan pembagian peran tidak jelas.

Agar sebuah tim menjadi efektif harus memiliki 4 komponen, yaitu konteks, komposisi, desain kerja, dan proses. Konteks, meliputi kecukupan sumber daya, kepemimpinan yang efektif, dan evaluasi kinerja dan sistem reward. Komposisi, meliputi Kemampuan dalam membuat keputusan dan problem solving, teknis, dan interpersonal skill; Personalita; Pengalokasian peran dan keragaman; dan fleksibilitas anggota. Desain kerja, meliputi kemerdekaan dan otonomi, kesempatan menggunakan aneka keahlian dan bakat, kemampuan menyelesaikan pekerjaan atau menciptakan produk, dan mengerjakan tugas atau proyek yang punya dampak signifikan atas orang lain. Proses, meliputi Tujuan Bersama, tim yang efektif harus punya tujuan bersama sekaligus bermakna, berfungsi sebagai arahan, momentum, dan komitmen di antara anggotanya; Sasaran Spesifik, tim yang sukses adalah yang mampu menerjemahkan tujuan bersama mereka ke dalam sasaran kinerja yang realistik, spesifik, dan bermakna; Efikasi Tim, tim yang efektif punya kepercayaan diri dan kesuksesan yang pernah mereka dapatkan akan memotivasi mereka lebih keras lagi untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar; Tingkat Konflik, konflik sebenarnya meningkatkan efektivitas tim; dan Social Loafing.


Example :






Selasa, 22 April 2014

DASAR PERILAKU KELOMPOK

         A.  Pengertian Kelompok

Kelompok ( group ) menurut Robbins  mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Sementara Gibson , memandang kelompok dari empat kelompok prespektif, diantaranya :
  1. Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang  saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota menerima kesan atau persepsi dari anggota lain.
  2. Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri dari dua atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem menunjukkan beberapa fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di antara anggota.
  3. Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu yang keberadaannya sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.
  4. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah interaksi dalam bentuk interpedensi.

Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
Dipandang dari proses kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena tindakan manajerial dan karena adanya keinginan individu. Manager menciptakan kelompok kerja untuk melaksanakam pekerjaan dan tugas yang diberikan. Kelompok juga berfungsi dan berinteraksi dengan kelompok lain, masing-masing mengembangkan satu set karakteristik yang unik termasuk struktur, kepaduan peran, norma-norma dan proses. Kelompok juga menciptakan sendiri kultur mereka. Akibatnya, kelompok akan bekerja sama atau  bersaing dengan kelompok lain dan perrsaingan antara kelompok dapat memicu akan adanya konflik.

         B.  Macam – Macam Kelompok dalam Organisasi

Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di dalam organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan informal.

1. Kelompok Formal
 Kelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas – tugas. Kebutuhan dan proses organisasi menimbulkan formulasi tipe – tipe kelompok yang berbeda – beda. Khususnya ada dua tipe kelompok formal, diantaranya :
a.   Kelompok Komando (Command Group)
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok terdiri dari bawahan yang melapor langsung kepada seorang supervisor tertentu. Hubungan wewenang antara manajer departemen dengan supervisor, atau antara seorang perawat senior dan bawahannya, merupakan kelompok komado.
b.  Kelompok tugas (Task Group)
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja – sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi pada waktu orang mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus dilaksanakan.

   2. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah pengelompokan secara wajar dari orang – orang dalam situasi kerja untuk memenuhi kebutuhan sosial. Dengan perkataan lain, kelompok informal tidak muncul karena dibentuk dengan sengaja, tetapi muncul secara wajar. Orang mengenal dua macam kelompok informal khusus diantaranya:
a.   Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando atau kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai sesuatu sasaran bersama. Para karyawan yang bersama – sama bergabung dalam kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi manajemen untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan wanita yang mengumpulkan uang persen mereka merupakan contoh dari kelompok kepentingan. Perlu diketahui juga tujuan kelompok semacam itu tidak berhubungan dengan tujuan organisasi, tetapi tujuan itu bersifat khusus bagi tiap – tiap kelompok.
b.   Kelompok Persahabatan (Friendship Group)
Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai sesuatu kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau latar belakang etnis. Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi dan komunikasi mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan.

Jika Pola gabungan karyawan dicatat, maka akan segera menjadi jelas bahwa mereka termasuk dalam berbagai macam kelompok yang sering bersamaan. Maka diadakan perbedaan diantara dua klasifikassi kelompok yang luar:  kelompok formal dan informal. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa kelompok formal ( kelompok komando dan kelompok tugas) dibentuk oleh organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai tujuan, sedangkan kelompok informal (kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan) adalah penting untuk keperluan mereka sendiri ( artinya, mereka memenuhi kebutuhan pokok akan berkelompok).




Yang membedakan organisasi formal dan informal :
1. Struktur organisasi 
Dalam struktur organisasi terdapat batasan, hierarki/wewenang dan alur komunikasi
Yang khas dari struktur organisasi :
     a. Spesialisasi kerja/ aktivitas
         contoh : Job description, job spesification , job intruction
     b. Departementalisasi
        Kumpulan pekerjaan dengan kesamaan-kesamaan tertentu. Contoh :        fungsi,                     produk, geografi, proses produksi dan konsumen
     c. Rantai Komando
         Siapa melapor kepada siapa
     d. Rentang Kendali (Span of Control)
     e. Desentralisasi VS Sentralisasi
     f. Formalisasi
        Perilaku individu menjadi formal karena adanya standarisasi.
       Contoh : Jurusan perhotelan UK Petra diwajibkan memakai pakaian seragam                          standar yang ditetapkan oleh UK Petra agar dapat mengikuti proses                                pembelajaran

2. Berbadan Hukum


C. Dasar - Dasar Pembentukan Suatu Kelompok








          D. Tahap – Tahap Pengembangan Kelompok

Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi. Model lima tahap perkembangan kelompok ( five – stage group – development model ) menyebutkan karekteristik tahapan perkembangan kelompok dalam lima tahap yang berbeda, diantaranya:
1.   Tahap Pembentukan ( forming ), memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepimimpinan kelompok tersebut. Para anggotanya “ menguji kedalaman air ” untuk menentukan jenis – jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
2.   Tahap timbulnya konflik ( storming stage ) adalah satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan – batasan yang diterapkan kelompok terhadap setiap individu. Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah hierarki yang relatif jelas atas kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
3.   Tahap normalisasi ( norming stage ) adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terbentuk sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasiumum definisi yang benar atas perilaku organisasi.
4.   Tahap berkinerja ( performing ) adalah tahap di mana struktur telah sepehunya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.
5.   Tahap pembubaran ( adjourning stage ). Dalam tahap ini, kelompok tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas – aktivitas.





         E.  Analisis Interaksi Kelompok

Kelompok yang terlibat dalam kegiatan komunikasi yang berkaitan dengan tugas dan kebutuhan antarpribadi cenderung mempertahankan keseimbangan mereka. Dengan cara meluangkan waktu yang lebih lama pada kegiatan sosial – emosional dalam tahapan keseimbangan, dan begitu pula sebaliknya. Menurutnya jika suatu kelompok berorientasi pada tugas, pembagian kerja, perbedaan peranan, dan perbedaan wewenang yang dapat mempengaruhi solidaritas kelompok. Pandangan balas penting khususnya bagi ahli komunikasi kelompok karena ia menderita akibat ketegangan mental yang diciptakan oleh tekanan – tekanan kontradiktif yang kaitannya dengan tugas dan kebutuhan antarpribadi.
Teori Analisis proses interaksibeles bales adalah Teori klasik yang di kembangkan untuk menjelaskan pola diskusi kelompok, terutama dalam hal kepemimpinan. Teori yang dicapai adalah proses pembuatan untuk menganalisis komunikasi kelompok.
Selain itu, penelitian menunjukkanbahwa kelompok yang terlibat dalam kegiatan komunikasi yang berkaitan dengan tugas selama satu tahapan, cenderung “ mempertahankan keseimbangan mereka “. Hal ini dilakukan dengan cara meluangkan waktu yang lebih lama pada kegiatan sosio – emosional dalam tahapan berikut, dan begitu juga sebaliknya. Semua kelompok harus mencapai keseimbangan, keseimbangan tugas, dan kebutuhan kepemeliharaan.
Ada tiga tahap dalam model Bales, yaitu:
Tahap 1 : Orientation Phase
Pada tahap orientasi, anggota yang baru masuk dalam suatu kelompok atau baru mendirikan suatu kelompok akan bertanya, mencari dan sling memberi informasi mengenaitujuan kelompok dan hakekat tugas-tugas dalam kelompok, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan antara lain. “apa yang akan kita lakukan”, “mengapa kita melakukannya”, “bagaimana kita melakukannya” dan “bagaimana mencapai hasil yang terbaik”.
Pada tahapan ini, anggota kelompok akan mencari konfirmasi dan melakukan orientasi akan keberadaan kelompok tersebut.

Tahap 2 : Evaluation Phase
Pada tahap evaluasi, pertanyaan yang diajukan anggota kelompok berkisar seputar peran anggota kelompok dalam tugas-tugas atau pekerjaan yang dilakukan oleh kelompok. Pada tahap ini terjadi semacam pengekspresian opini dan perasaan dari anggota kelompok tentang berbagai isu yang berkembang.
Tahap 3 : Control Phase
Para anggota kelompok akan saling membuat statement ( pernyataan ) dan mencari serta memberi petunjuk pada sesama anggota. Disini akan bermunculan pendapat-pendapat yang positif atau negatif dari anggota kelompok secara substansial. Pada tahap ini akan mulai tampak solidaritas kelompok dan minat mereka dalam kelompok.

       F. 6 Sifat Kelompok

1. Role (Peran)
Role(s)
Adalah set pola perilaku yang diharapkan yang dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial.

Role Identity
Sikap dan perilaku tertentu yang sejalan  dengan peran
Role Perception
Pandangan individu tentang bagaimana dia seharusnya bertindak dalam situasi tertentu


2. Norma
Adalah standar perilaku yang dapat diterima dalam suatu kelompok yang dibagi oleh anggota kelompok

Kelas-Kelas Norma
  • Performance norms
  • Appearance norms
  • Social arrangement norms
  • Allocation of recources norms

3. Status
Adalah posisi sosial yang ditetapkan atau peringkat yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain

4.  Size
Social Loafing
Kecenderungan individu untuk memperluas sedikit usaha ketika bekerja secara kolektif daripada bekerja secara individual

5. Komposisi
Group Demography
Sejauh mana anggota  kelompok berbagi atribut demografi umum, seperti usia, jenis kelamin, ras, tingkat pendidikan, atau panjang pelayanan di organoxation, dan dampak dari atribut ini pada turnover

Cohorts
individu yang, sebagai bagian dari kelompok, mengadakan atribut umum

6. Cohesiveness
Sejauh mana anggota kelompok tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tinggal dalam kelompok.

Meningkat kepaduan kelompok
  1. membuat kelompok menjadi kecil
  2. mendorong kesepakatan dengan tujuan kelompok
  3. meningkatkan anggota menghabiskan waktu bersama-sama
  4. meningkatkan status grup dan kesulitan masuk
  5. merangsang persaingan dengan kelompok lain
  6. memberikan penghargaan kepada kelompok, bukan individual
  7. mengisolasi kelompok secara fisik 

Group Tasks
   Decision Making
·        Kelompok-kelompok besar memfasilitasi sekelompok informasi tentang tugas-tugas kompleks.
·   Kelompok-kelompok yang lebih kecil lebih cocok mengkoordinasi dan memfasilitasi pelaksanaan tugas-tugas yang kompleks.
·        Tugas-tugas yang sederhana, rutin, dan terstandarisasi mengurangi keperluan yang diproses kelompok, menjadi efektif untuk dikerjakan kelompok dengan baik.


Group Decision Making
Kelebihan:
·        Informasi lebih lengkap
·        Peningkatan perbedaan pandangan
·        Keputusan dengan kualitas tinggi (lebil akurat)
·        Peningkatan penerimaan solusi

Kekurangan:
·        Lebih banyak waktu yang dikonsumsi (lebih lambat)
·        Peningkatan tekanan untuk menyesuaikan diri
·        Dominasi oleh sayu atau beberapa anggota
·        Tanggungjawab yang ambigu

Group Decision-Making Techniques
   1. Interacting Group
·  Kelompok khas, yang mana setiap anggota kelompok berinteraksi satu sama lain secara langsung (face to face).
   2. Nominal Group Tecnique
·   Sebuah metode decision-making kelompok yang mana setiap anggota bertemu face to face untuk mengelompokkan penilaian mereka secara sistematis tapi independent.
   3. Brainstorming
·   Sebuah proses generasi-ide yang mendorong beberapa dan semua alternative sementara memberi ktitik terhadap alternative tersebut.
    4. Electronic Meeting
· Pertemuan dimana para anggota berinteraksi di computer, mengizinkan komentar-komentar tanpa nama, dan pengumpulan voting.








Minggu, 13 April 2014

PERSEPSI dan PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL

Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual

Persepsi adalah proses seseorang mengatur dan mengimprementasikan kesan . Persepsi seseorang belum tentu sama dengan realita yang ada. 
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu  Faktor yang terletak dalam diri dimana perseptor memberikan kesan tentang apa yag dia lihat dan pemberian itu dipengaruhi oleh kharakteristik perseptor(sikap,pengalaman,dll) , Faktor yang berasal dari objek atau target yang diartikan yaitu faktor yang berasal dari eksternal(luar) dan  Faktor situasi di mana persepsi itu dibuat dimana keadaan kerja dan keadaan sosial merupakan faktor presepsi.

Persepsi Seseorang : Dimana seseorang memberikan penilaian atau kesan tentang apa yang mereka lihat.
Common Shortcuts in Judging Others
Selective  Perception  = Seseorang tampil mencolok sehingga memudahkan orang lain untukengingatnya
Halo Effect                     = Seseorang yang memiliki kharakteristik namun kita dapat melihat hal yang berbeda diluar kharakter tersebut. Contoh: Budi pemalas namun karena Budi pernah membantu kita mengerjakan tugas, dimata kita Budi anak yang rajin dan pandai.
Contrast Effects           = Dimana seseorang memiliki nilai tambah. Contoh: ketika interview kita dapat melihat seseorang memiliki nilai tambah karena dia pintar.
Stereotyping                 = Kita menilai seseorang berdasarkan presepsi kita. Contoh: Betty dari madura secara tidak langsung ia memiliki logat yang keras dan membentak.

Specific Applications of Shortcuts in Organizations


  • Employment Interview           = Seseorang menilai atau dapat menyimpulkan kesan pada 10 detik di pandangan pertama.
  • Performance Expectations   = Dimana perilaku seseorang karena adanya harapan dari orang lain. Contoh: seorang Direktur menganggap seorang karyawan memiliki kinerja baik. Maka, karyawan tersebut akan terus bekerja giat agar Direkturnya tidak kecewa.
  • Performance Evaluation       = Kinerja karyawan sesuai dengan timbal balik yang didapatkan(bonus, kenaikan gaji, promosi).

MEMPENGARUHI PRESEPSI ORANG LAIN TERHADAP KITA.
Memanipulasi diri kita sesuai dengan pandangan orang lain. Contoh: mengerjakan psikotes yang tidak sesuai dengan diri kita yang sebenar-benarnya),  Membiarkan saja apa adanya atau tidak mempedulikannya.

DECISION MAKING in ORGANIZATIONS

  • Rational Decision Making  = Pengambilan keputusan secara rasional namun decision maker harus memiliki data-data atau informasi yang jelas
  • Bounded Rationality            = Menguragi atau menyederhanakan suatu masalah dengan hanya mengambil hal-hal penting saja.
  • Intuition                                = pengambilan keputusan yang belum tentu terbukti kebenarannya dan tidak rasional.

Situasi Tertentu


Rasional
Rasional Terbatas
Intuisi
Ketersediaan Data
v
V
-
Ketersediaan Waktu
V
V
-
Banyak Alternatif
V
-
V
Tingkat Kepentingan
V
V
V
Resiko
-
-
V
Rutinitas
-
-
V
Orientasi Waktu
V
V
-
Kompleksitas
V
v
-







Bias dan Kesalahan dalam Pengambilan Keputusan
1.      Overconfidence Bias
Adanya kepercayaan besar terhadap diri sendiri.
2.      Anchoring Bias
Kecenderungan seseorang  untuk tertarik pada informasi  diawal dan gagal dalam menyesuaikan diri di akhirnya.
3.      Confirmation Bias
Dimana seseorang memiliki kecenderungan mencari informasi tentang suatu hal lalu meyakininya tanpa melihat dari sudut pandang lain.
4.      Availability Bias
Individu mendasarkan penilaian mereka pada informasi yang sudah ada.
5.      Escalation of Commitment
Keputusan akan tetap diambil walaupun sudah ada informasi yang negatif tentang keputusan tersebut.
6.      Randomness Error
Individu percaya bahwa mereka dapat memprediksi sesuatu secara tidak sengaja.
7.      Risk Aversion
Kecenderungan individu tidak memilih resiko yang lebih besar walaupun lebih menguntukan dibandingkan resiko kecil.
8.      Hindsight Bias
Dimana individu memiliki kecenderungan pura-pura yakin pada suatu hal setelah melihat hasilnya.

INDIVIDUAL DIFFERENCES


  • Personality     : Seseorang pasti memiliki sifat dan kepribadian masing-masing yang akan mempengaruhi keputusan yang mereka ambil.
  • Gender             : Perbedaan geender mempengaruhi pengambilan keputusan antara perempuan dan laki-laki. Dimana perempuan lebih banyak pertimbangan dibanding laki-laki.
  • Mental ability  : Individu yang memiliki mental yang baik akan lebih cepat dan sigap dalam mengambil keputusan.

KENDALA ORGANISASI

        I.      Performance Evaluation
Ketika manajer menganggap bahwa perusahaan yang dinilai baik secara keseluruhan tanpa ada masalah, maka staf bagian menghidari penyampaian informasi negatif yang sampai pada manajer.
      II.       Reward Systems
Pembuatan keputusan dengan memberi penghargaan dengan harapan menciptakan personal yang lebih baik.
    III.        Formal Regulations
Biasanya terletak di organisasi yang sudah besar. Dimana, setiap organisasi memiliki struktur dan kebijakan masing-masing sehingga pengambilan keputusan memiliki batasan-batasan tertentu.
    IV.      System-Imposed Time Constraints
Sebelum adanya pengambilan keputusan demi keberlangsungan perusahaan maka kita harus melihat semua sistem menejemen sebagai pertimbangan pengambilan keputusan.
      V.     Historical Precedents
Keputusan yang diambil sekarang merupakan hasil dari keputusan-keputusan yang dibuat dimasa lampau.
Meningkatkan Kreatifitas dalam Pengambilan Keputusan
         
Berikut adalah langkah-langkah dalam pengambilan keputusan rasional :
1.         Mengidentifikasi masalah
2.         Mengidentifikasikan criteria keputusan
3.         Mempertimbangkan keputusan tersebut
4.         Mengembangkan alternative
5.         Mengevaluasi alternatf-alternatif yang ada
6.         Memilih alternative terbaik

GLOBAL IMPACTIONS
Dampak terhadap perbedaan potensi global mempengaruhi 3 area utama yaitu :
1.    Attributes
 Perbedaan budaya secara tidak langsung juga mempengaruhi sifat dan kharakteristik seseorang.
2.    Pengambilan keputusan
Perbedaan budaya sangat mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan(cara berpikir, menanggapi suatu masalah, melihat permasalahan,dll).
3.    Etnik
Dimana etika setiap negara berbeda maka dampak dan pengambilan keputusan setiap negara secara global disesuaikan dengan etika yang ada.