POWER and LEADERSHIP
BASES of POWER
Jenis-jenis kekuasaan:
Jenis
kekuasan dibagi menjadi 2 yaitu kekuasaan formal dan informal. Yang termasuk
kekuasaan formal yaitu:
a.
Legitimate Power
(kekuasaan sah), yakni kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin sebagai hasil dari
posisinya dalam suatu organisasi atau lembaga. Kekuasaan yang memberi otoritas
atau wewenang (authority) kepada seorang pemimpin untuk memberi perintah, yang
harus didengar dan dipatuhi oleh anak buahnya.Kekuasaan ini biasanya terjadi
saat situasi chaos dan sulit dalam pengambilan keputusan.
b.
Coercive Power
(kekuasaan paksa), yakni kekuasaan yang didasari karena kemampuan seorang pemimpin untuk
memberi hukuman dan melakukan pengendalian. Kekuasan ini memberi kewenangan
untuk memberi tekanan atau paksaan pada anggota. Pemimpin yang bijak adalah
yang bisa menggunakan kekuasaan ini dalam konotasi pendidikan dan arahan yang
positif kepada anak buah.
c.
Reward
Power (kekuasaan penghargaan), adalah kekuasaan untuk memberi
keuntungan positif atau penghargaan kepada yang dipimpin. Penghargaan bisa
berupa pemberian hak otonomi atas suatu wilayah yang berprestasi, promosi
jabatan, uang, pekerjaan yang lebih menantang, dsb.
Sedangkan
jenis kekuasaan informal yaitu:
d.
Expert
Power (kekuasaan kepakaran), yakni kekuasaan yang berdasarkan
karena kepakaran dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu, sehingga
menyebabkan sang bawahan patuh karena percaya bahwa pemimpin mempunyai
pengalaman, pengetahuan dan kemahiran konseptual dan teknikal. Kekuasaan
kepakaran bisa terus eksis apabila ditunjang oleh referent power atau
legitimate power.
e. Referent Power (kekuasaan rujukan) adalah kekuasaan
yang timbul karena karisma, karakteristik individu yang khas, keteladanan atau
kepribadian yang menarik.
Pemimpin yang kharismatik biasanya muncul karena
1. Situasi yang mendesak
2. Situasi darurat
3. Adanya tekanan yang tinggi
POWER TACTICS
Kategori perilaku mempengaruhi
yang proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
a)
Persuasi Rasional :
Pemimpin menggunakan
argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi pengikut bahwa suatu
usulan adalah masuk akal dan kemungkinan dapat mencapai sasaran.
b)
Permintaan
Inspirasional :
Pemimpin membuat usulan yang
membangkitkan entusiasme pada pengikut dengan menunjuk pada nilai-nilai, ide
dan aspirasi pengikut atau dengan meningkatkan rasa percaya diri dari pengikut.
c). Konsultasi :
Pemimpin mengajak pengikut
dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau perubahan yang tentunya memerlukan
dukungan dan bantuan pengikut atau pemimpin bersedia memodifikasi usulan untuk
menanggapi perhatian dan saran dari pengikut.
d). Menjilat :
Pemimpin menggunakan pujian,
rayuan, perilaku ramah-tamah, atau perilaku yang membantu agar pengikut berada
dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran yang menguntungkan
pemimpin sebelum meminta sesuatu.
e). Permintaan Pribadi:
Pemimpin menggunakan perasaan
pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta
sesuatu.
f).Pertukaran :
Pemimpin menawarkan suatu
pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan untuk membalas, atau
menjanjikan bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.
g). Taktik Koalisi :
Pemimpin mencari bantuan dari
orang lain untuk mempersuasi pengikut agar melakukan sesuatu atau menggunakan
dukungan orang lain sebagai suatu alasan bagi pengikut untuk juga menyetujuinya.
h). Taktik Mengesahkan :
Pemimpin mencoba untuk
menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan kewenangan atau hak untuk
membuatnya atau dengan membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten dengan
kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
i). Menekan:
Pemimpin menggunakan
permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut
melakukan apa yang diinginkan.
Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai
tujuan dan sasaran. Kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan penataan yang
diwujudkan sebagai kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi
tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Teori Kepemimpinan
a. Teori
Sifat
Teori
ini disebut
juga dengan teori “greatman”, menyatakan bahwa seorang dilahirkan membawa atau tidak membawa
ciri/sifat(traits) yang diperlukan bagi seorang pemimpin.
Kepemimpinan
adalah suatu fungsi dari kualitas individu, bukan dari situasi, teknologi atau
dukungan masyarakat.
b. Teori
Perilaku (Behavioral Theories)
Melalui
pendekatan perilaku ini,
tidak
hanya diharapkan untuk memberikan jawaban yang lebih definitive mengenai kepemimpinan, tetapi hal ini pun akan memberikan
implikasi yang berbeda dengan pendekatan kesifatan. Pada pendekatan kesifatan, pemimpin pada dasarnya
dianggap dilahirkan, sehingga
jika pendekatan ini berhasil kita akan mendapatkan suatu dasar untuk
menyeleksi/menempatkan orang yang cocok/tepat untuk posisi yang pemimpin.
Tetapi jika pendekatan perilaku berhasil, mengidentifikasikan perilaku-perilaku
tertentu yang diperagakan oleh seorang pemimpin yang beararti kita dapat melatih
orang-orang untuk menjadi pemimpin.
c. Teori
Kontingensi
Model kepemimpinan kontingensi dikembangkan oleh Fiedler.
Model kepemimpinan kontingensi mengemukakan bahwa prestasi kelompok tergantung
interaksi antara gaya kepemimpinan dengan kadar menguntungkan/tidaknya situasi.
Kepemimpinan dipandang sebagai suatu hubungan yang didasarkan atas kekuasaan
dan pengaruh.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : pertama,pada
tingkat manakah situasi menyediakan kekuasaan dan pengaruh yang diperlukan
pemimpin agar efektif,dan seberapa menguntungkan faktor situasi
tersebut;kedua,sejauh mana pemimpin dapat meramalkan dampak gayanya atas
perilaku dan prestasi bawahnya.
Tiga factor penting dalam pendekatan ini adalah hubungan
pemimpin dengan anggota, struktur tugas dan otoritas pada suatu situasi.
d. Teori Kelompok
Teori
kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas
dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian
tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara bawahan dan
pemimpinannya.
e. Teori Situasional
Fred
Fiedler telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas
kepemimpinan, yang dikenal dengan Contingency
Model of Leadership Effectiveness.
Model ini menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan
dan situasi yang menguntungkan/menyenangkan.
Situasi-situasi tersebut digambarkan oleh Fiedler dalam
tiga dimensi empiris, yaitu
1. Hubungan pimpinan anggota
2. Tingkat dalam struktur tugas
3. Posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan melalui
wewenang formal.
f. Teori Path – Goal
Teori
Path-Goal dikemukakan
oleh Robert House (1974). Esensi dari teori ini adalah bahwa
seorang pemimpin mempunyai tugas untuk membantu bawahannya dalam pencapaian
tujuan-tujuan dan menyediakan petunjuk dan/atau dukungan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut sejalan dengan tujuan kelompok atau
organisasi secara keseluruhan.
Ada
dua preposisi yang dikemukakan dalam teori Path-Goal. Kedua preporsisi
tersebut adalah :
1. Perilaku
seorang pemimpin dapat diterima oleh bawahannya sejauh perilaku tersebut
dipandang oleh bawahan sebagai sumber untuk memperoleh kepuasaan saat ini
ataupun sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan pada masa yang akan datang.
2. Perilaku pemimpin dapat dikatakan motivatif, jika :
Ø perilaku tersebut membuat kebutuhan bawahan akan
kepuasan, bergantung pada prestasi kerja yang efektif.
Ø Perilaku tersebut melengkapi lingkungan bawahan dengan
menyediakan perbekalan, bimbingan, dukungan, dan imbalan yang diperlukan untuk
pencapaian prestasi kerja yang efektif.
Teori ini memuat empat tipe atau gaya pokok perilaku
pemimpin, yaitu :
1. Kepemimpinan direktif (direktive leadership).
1. Kepemimpinan direktif (direktive leadership).
Bawahan
tahu secara jelas apa yang diharapkan dari mereka dan perintah-perintah khusus
diberikan oleh pemimpin. Disini tidak ada partisipasi oleh bawahan (pemimpin
yang otokratis).
2.
Kepemimpinan
suportif (supportive leadership).
Pemimpin
yang selalu yang bersedia menjalankan
perannya sebagai teman, mudah didekati dan
menunjukkan diri sebagai orang sejati bagi bawahan. Gaya kepemimpinan ini
mempunyai pengaruh yang sangat positif bagi kepuasan bawahan yang bekerja
dengan tugas-tugas yang penuh tekanan, frustasi dan tidak memuaskan.
3. Kepemimpinan
Partisipatif ( Partisipatif leadership).
Pemimpin meminta dan mempergunakan saran-saran dari
bawahan, tetapi masih membuat keputusan.
4. Kepemimpinan
Berorientasi prestasi (achievement oriented leadership)
Pemimpin mengajukan tantangan-tantangan dengan tujuan
yang menarik bagi bawahan, merangsang bawahan untuk mencapai tujuan tersebut
dan melaksanakan dengan baik.
g.
Teori Kepemimpinan
Kontemporer
Teori Atribut
Kepemimpinan
Teori atribusi kepemimpinan mengemukakan
bahwa kepemimpinan semata-mata merupakan suatu atribusi yang dibuat orang atau
seorang pemimpin mengenai individu-individu lain yang menjadi bawahannya.
1. Teori Penyimpulan Terkait (Correspondensi Inference),
yakni perilaku orang lain merupakan sumber informasi yang kaya.
2. Teori sumber perhatian dalam kesadaran
(Conscious Attentional Resources) bahwa proses persepsi terjadi dalam kognisi
orang yang melakukan persepsi (pengamatan).
3. Teori atribusi internal dan eksternal
dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980 yaitu teori yang berfokus pada akal
sehat.
How Is Trust Developed?
Kepercayaan
tidak hanya tentang pemimpin. Karakteristik para pengikut juga akan
mempengaruhi perkembangan kepercayaan. Apa karakteristik kunci yang membawa
kita untuk percaya pemimpin yang dapat dipercaya?.
Ada tiga yaitu
integritas, kebajikan dan kemampuan.
a. Integritas
merujuk kepada kejujuran. Integritas
juga berarti memiliki konsistensi anatara apa yang dilakukan dengan apa yang
dikatakan.
b. Kebajikan
berarti orang yang dipercaya memiliki
minat dihati anda, bahkan jika anda tidak selalu sesuai
dengan mereka. Merawat dan mendukung perilaku adalah bagian dari ikatan
emosional anatara pemimpin dan pengikutnya.
c. Kemampuan
meliputi pengetahuan dan keterampilan teknis dan interpersonal individu.
Trust as a Process
Kepercayaan
cenderung mengacu pada seberapa besar kemungkinan karyawan tertentu untuk
mempercayai pemimpinnya. Mereka yang hati-hati mendokumentasikan setiap janji
atau percakapan dengan atasan mereka cenderung tidak tinggi dalam kepercayaan,
dan mereka mungkin tidak akan mengambil kata-kata seorang pemimpin untuk apapun. Kepercayaan
cenderung berhubungan erat dengan sifat kepribadian keramahan, sementara
orang-orang dengan rendah diri cenderung mempercayai orang lain.
Waktu
adalah bahan akhir dalam kepercayaan. Kepercayaan tidak terjadi secepat
mungkin. Pemimpin
harus menunjukkan mereka memiliki integritas, kebajikan dan kemampuan dalam
situasi dimana kepercayaan adalah penting, mengatakan dimana mereka bisa
berperilaku oportunis atau membiarkan karyawan turun atau tidak.
What Are the
Consequences of Trust?
a) Kepercayaan
mendorong mengambil risiko.
Setiap
kali karyawan memutuskan untuk menyimpang dari cara yang biasa untuk melakukan
sesuatu, atau mengambil kata supervisor mereka pada arah yang baru, mereka
mengambil risiko.
b) Kepercayaan memfasilitasi berbagi informasi.
b) Kepercayaan memfasilitasi berbagi informasi.
Satu
alasan besar karyawan gagal untuk mengungkapkan keprihatinan di tempat kerja
adalah bahwa mereka tidak merasa aman secara psikologis untuk mengungkapkan
pandangan mereka.
c) Kepercayaan kelompok lebih efektif.
c) Kepercayaan kelompok lebih efektif.
Ketika
seorang pemimpin menetapkan nada percaya dalam kelompok anggota lebih bersedia
untuk saling membantu dan mengerahkan upaya ekstra untuk satu sama lain, yang
selanjutnya meningkatkan kepercayaan.
d) Kepercayaan
meningkatkan produktivitas.
Karyawan
yang percaya supervisor mereka cenderung menerima peringkat yang lebih tinggi.
Ketidakpercayaan memfokuskan perhatian pada perbedaan kepentingan anggota,
sehingga sulit bagi orang untuk memvisualisasikan tujuan
umum.
MENTORING
Seorang
mentor adalah seorang karyawan senior yang mensponsori dan mendukung karyawan
yang kurang berpengalaman ( anak didik ). Peran mentoring meliputi :
a) Coaching,
sebagai pelatih , mentor membantu untuk mengembangkan keterampilan anak didik
mereka .
b) Counselor,
sebagai konseling, mentor memberikan dukungan dan membantu meningkatkan anak
didik untuk kepercayaan diri.
c) Sponsorship, sebagai sponsor, mentor
aktif campur tangan atas nama anak didik mereka, melobi untuk mendapatkan anak
didik mereka tugas yang terlihat, dan politik untuk mendapatkan anak didik
hadiah mereka seperti promosi dan kenaikan gaji .
Mengapa seorang
pemimpin ingin menjadi seorang mentor ?
Hubungan
mentor dengan anak didik memberikan akses tanpa batas ke sikap dan perasaan karyawan berpangkat rendah.Hubungan
mentor dengan anak didik merupakan saluran komunikasi yang berharga yang
memungkinkan mentor untuk memiliki berita masalah sebelum mereka memberi pengetahuan umum
kepada orang lain dalam manajemen atas.
Tantangan Untuk
Membangun Kepemimpinan
Sebagian
besar keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi adalah karena faktor di luar
pengaruh kepemimpinan. Dua perspektif yang menantang keyakinan diterima secara
luas akan pentingnya kepemimpinan:
Argumen
pertama mengusulkan bahwa kepemimpinan adalah tentang penampilan daripada
kenyataan.
Argumen
kedua menyatakan bahwa beberapa
kepemimpinan akan selalu efektif terlepas dari situasi. Argumen ini menyatakan
bahwa dalam banyak situasi, tindakan apa pun yang ditunjukkan pemimpin
tidaklah relevan.
A. Leadership
As An Attribution
Atribusi
kerangka kerja menunjukkan bahwa orang dicirikan
sebagai pemimpin karena memiliki sifat-sifat
seperti kecerdasan, kepribadian keluar, kemampuan verbal yang kuat, agresivitas,
pemahaman, dan kerajinan . High-high leader( tinggi pada kedua tugas dan
dimensi orang) telah ditemukan untuk
konsisten dengan atribusi dari apa yang membuat seorang pemimpin yang baik. Atribusi kerangka
menghitung kondisi di mana orang menggunakan kepemimpinan untuk menjelaskan
hasil organisasi .
Substitutes and
Neutralizers to Leadership
Bertentangan
dengan argumen, kepemimpinan tidak selalu penting . Data dari berbagai
penelitian menunjukkan bahwa secara kolektif, dalam banyak situasi, tindakan pemimpin
tidak relevan. Individu tertentu, pekerjaan,
dan variabel organisasi dapat bertindak sebagai pengganti kepemimpinan atau
menetralkan efek pemimpin untuk mempengaruhi sikap pengikut.
B.Online Leadership
Penelitian
kepemimpinan telah diarahkan hampir secara eksklusif untuk tatap muka dan
situasi verbal. Kenyataannya adalah bahwa saat ini manajer dan karyawan mereka
semakin sering dihubungkan oleh jaringan daripada kedekatan geografis . Contoh
yang jelas termasuk manajer yang secara teratur menggunakan e -mail untuk berkomunikasi
dengan staf mereka, manajer mengawasi proyek virtual atau tim , dan manajer
yang mengkomunikasikan ke karyawan terkait dengan kantor dengan komputer dan
modem .
Beberapa
pedoman yang disarankan untuk pemimpin on-line :
1. Dalam
tatap muka komunikasi, kata-kata kasar dapat menjadi halus dengan tindakan
nonverbal seperti senyum dan gerakan menghibur .
2. Struktur
kata dalam komunikasi digital juga memiliki kekuatan untuk memotivasi atau de -
memotivasi penerima .
3. Sebuah
pesan dalam semua akhiran setara dengan
berteriak . Pemimpin harus yakin nada pesan mereka benar-benar
mencerminkan emosi yang mereka. Pemimpin yang tidak nyaman dengan kata-kata
tertulis cenderung membuat komunikasi tertulis mereka jauh lebih formal
daripada gaya verbal mereka . Hal ini menciptakan kebingungan bagi karyawan dan
menghambat efektivitas pemimpin .
Finding and
Creating Effective Leaders
A.
Seleksi
Seluruh
proses yang dilalui organisasi
untuk mengisi posisi manajemen pada dasarnya adalah latihan dalam mencoba untuk
mengidentifikasi orang-orang yang akan menjadi pemimpin yang efektif .
Item pertimbangan selama seleksi meliputi :
1. Meninjau
persyaratan khusus untuk posisi itu . Apa pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan secara efektif ?
2. Menganalisis
situasi untuk menemukan kandidat yang akan membuat pertandingan yang tepat .
3. Pengujian
ini berguna untuk mengidentifikasi dan memilih pemimpin. Tes kepribadian dapat
digunakan untuk mencari sifat-sifat yang berhubungan dengan kepemimpinan -
ambisi dan energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan
diri, kecerdasan, dan pengetahuan kerja yang relevan.
4. Pengujian
untuk menemukan skor kepemimpinan kandidat self - monitoring. Seseorang dengan self-monitoring yang tinngi cenderung
lebih
baik dalam membaca situasi dan menyesuaikan tingkah lakunya .
5. Menilai
kecerdasan emosional. Kecerdasan
emosional yang tinggi memiliki keunggulan,
terutama dalam situasi yang membutuhkan kepemimpinan transformasional .
6. Wawancara
memberikan kesempatan untuk mengevaluasi calon kepemimpinan.
B. Pelatihan
Beberapa hal yang bisa
dilakukan manajemen untuk mendapatkan efek maksimal dari anggaran pelatihan
kepemimpinan mereka:
1. Pelatihan
kepemimpinan mungkin akan lebih sukses dengan individu yang tinggi self-monitor
dibandingkan dengan self-monitor
rendah.
2. Kita bisa melatih orang
untuk mengembangkan "pemahaman tentang tema konten penting untuk visi yang
efektif."
3. Kita
juga bisa mengajarkan keterampilan seperti membangun kepercayaan, mentoring,
dan keterampilan situasional-analisis.
4. Ada
bukti yang menunjukkan bahwa pelatihan perilaku melalui latihan pemodelan dapat
meningkatkan kemampuan individu untuk menunjukkan kualitas kepemimpinan
karismatik.
LEADER-MEMBER
EXCHANGE (LMX) THEORY
Pengertian
leader member exchange:
·
Menurut Robbins (2007,
p. 368) “akibat dari tekanan waktu, pemimpin menciptakan adanya sebuah hubungan
khusus dengan suatu group yang terdiri dari beberapa pengikutnya”.
·
Teori LMX berpandangan
bahwa pemimpin dapat menciptakan kelompok dalam dan luar serta menciptakan
bawahan di dalam kelompok dan dapat berkinerja tinggi serta memperoleh kepuasan
dengan atasannya.
Ada 2 jenis pengikut Teori LMX, yaitu:
- In
Group Exchange. Dalam hubungan ini, para pemimpin
dan pengikutnya membangun suatu hubungan partnership yang dicirikan oleh
adanya pengaruh timbal balik, saling mempercayai, dan perasaan
senasib. (dicirikan sebagai E1 dan E5).
- Out
Group Exchange. Dalam hubungan ini, pemimpin dicirikan
sebagai orang yang mengawasi , bawahan memperoleh lebih sedikit waktu
pemimpin, mendapatkan hubungan antara atasan – bawahan dalam koridor
interaksi otoritas yang formal.
Contoh :
Adanya
kepercayaan pimpinan terhadap karyawan dan sebaliknya Pimpinan menaruh
kepercayaan kepada pimpinan dan demikian pula sebaliknya yaitu karyawan
mempercayai pimpinan untuk berbuat yang terbaik bagi karyawan membuat karyawan
menjadi lebih royal kepada perusahaan. Karyawan mau diberi tanggung jawab
lebih, bahkan ada yang sampai mau dengan sukarela mengerjakan pekerjaan
tambahan yang tidak terstruktur sebelumnya. Hal tersebut bisa terjadi karena
karyawan sudah ada hubungan saling percaya antara atasan dan keryawan untuk
bisa sama-sama memajukan organisasi perusahaan
KEPEMIMPINAN KARISMATIK
Max
Weber, seorang sosiologi yang mendefinisikan charisma (yang berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “anugerah”) sebagai suatu sifat khas tertentu dari
seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang
sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak
daya-daya istimewa. Weber berpendapat bahwa kepemimpinan karismatik merupakan
salah satu jenis otoritas yang ideal.
Menurut
teori kepemimpinan karismatik (charismatic
leadership theory), para pengikut memandang sebagai sikap heroik atau
kepemimpinan yang luar biasa saat mengamati perilaku tertentu.
Sudah
ada beberapa studi yang berusaha mengidentifikasi karakteristik-karakteristik
dari pemimpin yang karismatik. Ada empat karakteristik yaitu,
a) Visi dan artikulasi.
Memilki visi, yang dinyatakan sebagai tujuan ideal, yang menganggap bahwa masa
depan lebih baik daripada status quo; dan mampu mengklarifikasi pentingnya visi
yang bisa dipahami orang lain.
b) Risiko
pribadi. Bersedia mengambil risiko pribadi yang tinggi, mengeluarkan biaya
besar, dan berkorban untuk mencapai visi tersebut.
c) Sensitif,
dengan kebutuhan bawahan. Menerima kemampuan orang lain dan bertanggung jawab
atas kebutuhan serta perasaan mereka.
d) Perilaku yang tidak
konvensional. Memilki perilaku yang dianggap baru
dan berlawanan dengan kebiasaan.
Apakah kepemimpinan
karismatik lahir atau dibuat?
Pemimpin
yang karismatik cenderung bersifat terbuka, percaya diri, dan memiliki tekad
yang kuat untuk mencapai hasil. Meskipun beberapa orang beranggapan bahwa
karisma merupakan anugerah dan karenanya tidak bisa dipelajari, sebagian besar
ahli percaya seseorang juga bisa dilatih untuk menampilkan perilaku yang
karismatik dan mendapat manfaat dari menjadi seseorang pemimpin yang
karismatik. Beberapa orang pengarang mengatakan bahwa seseorang bisa belajar
menjadi karismatik dengan mengikuti proses yang terdiri atas tiga tahap. Pertama, seseorang
perlu mengembangkan aura karisma dengan cara mempertahankan cara pandang yang
optimis; menggunakan kesabaran sebagai katalis untuk menghasilkan antusiasme;
dan berkomunikasi dengan keseluruhan tubuh, bukan cuma dengan kata-kata. Kedua,
seseorang menarik orang lain dengan cara menciptakan ikatan yang menginspirasi
orang lain tersebut untuk mengikutinya. Ketiga, seseorang menyebarkan potensi
kepada para pengikutnya dengan cara menyentuh emosi mereka.
Bagaimana kepemimpinan
karismatik mempengaruhi pengikutnya?
Visi
(vision) adalah strategi jangka panjang untuk mencapai tujuan atau serangkaian
tujuan. Visi ini menberikan nuansa kontinuitas bagi para pengikut dengan cara
menghubungkan keadaan saat ini dengan masa depan yang lebih baik bagi
organisasi.
Sebuah
visi belumlah lengkap tanpa adanya pernyataan visi (vision statement), yaitu
pernyataan formal visi atau misi organisasi. Pemimpin yang karismatik bisa
menggunakan pernyataan visi untuk menanamkan tujuan dan sasaran ke benak para
pengikutnya.
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
dan TRANSFORMASIONAL
Pemimpin
transaksional adalah pemimpin yang membimbing atau memotivasi para pengikut
mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan
tugas mereka. Sedangkan pemimpin transformasional adalah pemimpin yang
menginspirasi para pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi
mereka dan memiliki kemampuan memengaruhi yang luar biasa. Kepemimpinan
transformasional lebih unggul daripada kepemimpinan transaksional dan
menghasilkan tingkat upaya dan kinerja para pengikut yang melampaui apa yang
bisa dicapai kalau hanya pendekatan transaksional yang diterapkan. Tetapi yang
sebaliknya tidak berlaku. Pemimpin yang paling baik memiliki sifat
transaksional dan transformasional sekaligus.
Cakupan Utuh Model
Kepemimpinan
Laissez-
faire adalah model yang paling pasif dan itu merupakan perilaku pemimpin yang
paling tidak efektif. Hanya dengan 4 gaya kepemimpinan yyang lain, yaitu
pertimbangan yang bersifat individual, stimulasi intelektual, motivasi yang
inspirasional vdan pengaruh yang ideal. Keempat gaya kepemimpinan tersebut
merupakan aspek dari kepemimpinan transformasional yang bisa memotivasi
karyawan untuk bekerja di atas ekspektasi dan mengorbankan kepeningan pribadi
mereka demi kepentingan organisasi.
Kepemimpinan
Transformasional Bekerja
Para
pemimpin transformasional mendorong bawahannya agar lebih inovatif dan kreatif.
Para pemimpin yang transformasional lebiih efektif karena mereka sendiri lebih
kreatif, tetapi mereka juga lebih efektif karena mampu mendorong para
pengikutnya menjadi kreatif pula.
Evaluasi
Atas Kepemimpinan Transformasional
Keseluruhan
bukti mengindikasikan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki korelasi
yang lebih kuat dibandingkan kepemimpinan transaksional dengan tingkat
perputaran karyawan yang lebih rendah, produktivitas yang lebih tinggi, dan
kepuasan karyawan yang lebih tinggi. Seperti halnya karisma, kepemimpinan
transformasional bisa dipelajari.
KEPEMIMPINAN AUTENTIK :
ETIKA DAN KEPERCAYAAN SEBAGAI FONDASI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
Autentik (authentic leaders) mengenal betul diri mereka, sangat memahami
keyakinan dan nilai-nilai yang dianutnya, serta bertindak berdasarkan nilai dan
keyakinan tersebut secara terbuka dan jujur. Para pengikutnya akan memandang
mereka sebagai orang yang etis. Karena itu, kualitas utama yang dihasilkan oleh
kepemimpinan yang autentik adalah kepercayaan.
ETIKA DAN KEPEMIMPINAN
Etika
bersentuhan dengan kepmimpinan di beberapa titik. Para pemimpin
transformasional, misalnya, digambarkan sebagai pengusung nilai-nilai moral
tatkala mereka mencoba mengubah sikap dan perilaku para pengikut-pengikutnya.
Karisma juga memiliki komponen etika. Pemimpin yang tidak beretika cenderung
menggunakan karisma mereka untuk menguasai para pengikutnya, yang akhirnya
bermuara pada kepuasan diri semata. Pemimpin yang etis diyakini menggunakan karisma mereka untuk melayani
sesama.
KEPERCAYAAN DAN
KEPEMIMPINAN
Kepercayaan
merupakan atribut utama yang dikaitkan dengan kepemimpinan, dan jika kepercayaan
ini luntur, dampaknya bisa serius terhadap kinerja kelompok. Bila pengikut
memercayai pemimpinnya, mereka akan bersedia menanggung dampak dari tindakan
sang pemimpin karena yakin bahwa hak dan kepentingan mereka tidak akan
disalahgunakan. Kejujuran, misalnya, selalu berada pada peringkat teratas dari
karakteristik yang dipuja orang dari pemimpinnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar