Senin, 10 Maret 2014

Value, Attitudes, and Job Satisfaction


Value


Value atau nilai adalah dasar dari sikap seseorang. Value memiliki 3buah komponen, apa saja itu? Yang pertama adalah cognitive, yaitu pendeskripsian atau penilai terhadap suatu kondisi, seberapa besar tingkat pemahaman seseorang terhadap sesuatu (nilai), contoh: adanya kepercayaan bahwa diskriminasi itu adalah salah, lalu yang kedua adalah affective, yaitu perilaku yang dilakukan oleh seseorang dan dapat mempengaruhi emosi dan perasaan, contoh: saya tidak menyukai Andi karena diskriminasi minoritas, dan yang ketiga adalah behavior, yaitu keinginan untuk bertindak terhadap seseorang atau sesuatu, gabungan dari cognitive dan affective, contoh: saya lebih baik menghindari Andi karena perasaan saya terhadap dia. Value dibagi menjadi 2 jenis, yaitu terminal dan instrument. Terminal adalah nilai-nilai yang substansi yang ingin dicapai oleh semua orang, lebih mengarah kepada tujuan yang bersifat umum, contohnya semua orang ingin mendapatkan kesuksesan, semua orang ingin berbahagia, dan banyak lagi. Sedangkan instrument adalah nilai-nilai atau cara-cara yang dilakukan untuk mencapai nilai terminal, cara-cara tersebut berbeda untuk masing-masing pribadi, nilai ini lebih mengarah pada pribadi individu, contohnya seperti motivasi, kerja keras, tekun, dan lainnya. 




Berikut ini ada 5 dimensi culture menurut Hofstede’s, pertama Power Distance yaitu mendeskripsikan tingkatan dimana masyarakat menerima kekuatan dalam institusi dan organisasi didistribusikan tidak sama, kedua Individual Vs Collectivism yaitu mendeskripsikan tingkatan dimana orang lebih suka bertindak sebagai individu daripada sebagai kelompok. Kolektivisme menunjukkan sifat kultur nasional yang mendeskripsikan kerangka social yang kuat dimana individu mengharap orang lain dalam kelompok mereka untuk menjaga dan melindungi mereka, ketiga Uncertainty Avoidance adalah tingkatan dimana individu dalam suatu negara lebih memilih situasi terstruktur dibandingkan tidak tersetruktur, keempat Long Term Vs Short Term Poin ini berfokus pada tingkatan ketaatan jangka panjang masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional. Individu dalam kultur orientasi jangka panjang melihat bahwa ke masa depan dan menghargai penghematan, ketekunan dan tradisi, dan yang terakhir Quantitive Vs Quality of Life yang mengarah lebih kepada individual dan lebih mengutamakan quantity daripada quality.


Attitudes
Selanjutnya kita akan membahas tentang attitudes, attitudes adalah perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa hal dan lama kelamaan menjadi kebiasaan.
Efek dari cognitive dissonance adalah ketidaksesuian antara dua sikap atau lebih atau antara sikap dan perilaku. Contohnya, Tuan A merasa bahwa tingkat upah diperusahaannya terlalu rendah, apakah dengan naiknya tingkat upah akan membuat Tuan Andi bekerja lebih keras? Jawabannya cukup rumit antara ya dan tidak.


Job Satisfaction

Job Involvement adalah ketika karyawan merasa terlibat dalam suatu pekerjaan dan berperan aktif pada pekerjaan tersebut. Job involvement dibagi 4 yaitu psycho empowerment: kemampuan karyawan untuk mempengaruhi lingkungan secara psikologi, organization commitment: komitmen karyawan terhadap perusahaan, perceived organization: kepercayaan karyawan bahwa perusahaan menghargai kontribusi karyawan dalam perusahaan, terakhir engagement.




Berikut ini kami berikan cara-cara untuk mengukur Job Satisfaction:
1 - Menanyakan kepada karyawan secara ruitn tentang seberapa puas mereka dengan perkerjaan yang mereka jalani. Pengukuran ini biasanya menggunakan ukuran 1 sampai 5
2   -  Mengidentifikasi poin-poin yang mempengaruhi kepuasan pekerja seperti teman, keluarga, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk ranking.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah pelatihan, variasi, kebebasan, control, lingkungan, dan gaji.

Dampak kepuasan dan ketidakpuasan karyawan terhadap perkerjaannya ada 4 tipe, yaitu exit, voice, royalty, dan neglect. Exit bersifat aktif dan merusak,perilaku yang mengarah pada meninggalkan organisasi; voice bersifat aktif dan membangun memcoba memperbaiki kondisi, membahas masalah-masalah dengan atasan; loyalty bersifat pasif dan membangun,seperti berbicara membela organisasi menghadapi kritik dari luar dan percaya bahwa keputusan yang diambil adalah tepat; dan neglect bersifat pasif dan merusak, upaya dikurangan dan perselisihan semakin meningkat, contohnya pemalas, suka membantah, datang ke kantor selalu telat.





Hubungan kepuasan kerja dengan aspek lainnya:

Job Satisfaction and Perform, adalah hubungan antara kepuasan kerja karyawan dengan performa kinerja karyawan, hal ini bisa didukung dengan missal para manager secara potensial meningkatkan motivasi para karyawan melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja;

Job Satisfaction and OCB, adalah Kepuasan kerja dianggap sebagai faktor utama yang mempengaruhi perilaku ekstra peran (OCB);

Job Satisfaction and Customer Satisfaction, terjadi jika seorang karyawan merasa puas dengan perkerjaan yang diperolehnya maka ia akan bekerja atau melayani dengan baik;

Job Satisfaction and Absenteeism, contohnya seorang karyawan merasa tidak puas pekerjaan yang dijalaninya dan ia mendapatkan tawaran pekerjaan ditempat lain, maka karyawan tersebut sering bolos masuk kerja;

Job Satisfaction and Turnover, karyawan merasa tidak puas dengan pekerjaannya dan perusahaan meningkatkan turnover karyawan;

Job Satisfaction and Workplace Deviance, karyawan merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka lalu membuat perkumpulan sesama pekerja dan melakukan demo terhadap perusahaan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar